STKIP Pamane Talino Rayakan Dies Natalis VIII dan Studium Generale

Ngabang-2 Mei 2019-Dalam rangka Dies Natalis VIII STKIP Pamane Talino Kabupaten Landak mengadakan beberapa agenda kegiatan. Pembukaan Dies Natalis VIII ini dilakukan di Aula Paroki Salib Suci Ngabang acara ini dihadiri oleh Bupati Kabupaten Landak, Sekretaris Daerah Kabupaten Landak, Perwakilan Danyon Armed, Perwakilan Polres Landak, Pastor Paroki Salib Suci Ngabang, jajaran Pengurus Yayasan Landak Bersatu, serta seluruh sivitas akademika STKIP Pamane Talino.

Adapun agenda pertama adalah pelantikan Bapak Dr. Albert Rufinus, MA sebagai Ketua definitif STKIP Pamane Talino. “Kita akan terus kita lakukan segala perbaikan dan pembenahan manajemen, kurikulum, dan lainnya untuk meningkatkan mutu STKIP Pamane Talino agar mendapatkan akreditasi minimal B” tegas Bapak Albert Rufinus dalam sambutannya. Dalam kesempatan ini, Bupati Landak, dr. Karolin Margret Natasha berharap semoga STKIP Pamane Talino senantiasa berkontribusi pada pendidikan di kabupaten Landak. Lanjutnya, “Keberadaan STKIP Pamane Talino ini agak istimewa bagi saya karena kampus ini berdiri di salah satu kabupaten termiskin di Kalimantan Barat sehingga menjadi tantangan bersama untuk berkontribusi dlm pendidikan di kabupaten Landak. Kami akan membuat MoU dengan STKIP Pamane Talino yang bertujuan memberikan beasiswa pada siswa kurang mampu” ungkap Karolin. Bupati juga berharap agar lulusan STKIP banyak yang lulus tes CPNS.

Agenda kedua adalah Studium Generale dengan tema “Quo Vadis Pendidikan Indonesia” yang dipandu oleh Bapak Mustika Aji, MA sebagai Moderator. Narasumber pertama untuk Studium Generale ini adalah Bapak Susanto Onie, M.Kom. Dalam paparannya, Bapak Susanto menjelaskan perkembangan teknologi mulai dari 1.0 hingga 4.0. “Teknologi sudah masuk dalam kehidupan kita semua dan semuanya saling terkoneksi. Guru adalah salah satu profesi yang terkena dampak perkembangan era digital 4.0. Untuk itu baik guru maupun dosen harus mampu membuat materi berbasis aplikasi dalam proses pembelajaran” jelas Bapak Susanto. Selain itu, Studium Generale ini juga menghadirkan narasumber kedua yaitu Bapak Alexander K. Taslim, pendiri Bimbingan belajar Sempoa SIP. Dalam presentasinya Bapak Alex menekankan pada kreatifitas lulusan sekolah keguruan untuk menciptakan lapangan pekerja untuk mengurangi pengangguran. Bapak Alex menyoroti system pendidikan di Indonesia yang belum mengoptimalkan otak anak. “Sebelum seorang anak berusia 12 tahun, ia harus dibiasakan untuk mengembangkan pikiran atau otaknya. Dan guru lah yang memiliki peran yang penting dalam mengembangkan potensi anak”. Acara Studium Generale ini ditutup dengan pemberian cendera mata pada kedua narasumber.