SEMINAR KIAT STUDI BEASISWA STUDENT EXCHANGE DI JERMAN

Pada hari Jumat, 12 Juli 2019 telah berlangsung Seminar dengan tema Kiat Studi Beasiswa Student Exchange di Jerman. Kegiatan Seminar yang berlangsung di Ruang Seminar STKIP Pamane Talino ini dibuka oleh Master of Ceremony Nia Karniasih, mahasiswi program studi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Pamane Talino yang lulus pada program pertukaran mahasiswa ke Technische Universitat Dresden Jerman. Moderator sekaligus penterjemah dalam seminar ini adalah Ibu Masfa yang merupakan Dosen di STKIP Pamane Talino.  Hadir dalam seminar ini sebagai pemateri adalah Dr. Daryna Dechyeva dari Leonardo Office, Technische Universitat Dresden Jerman dan Stephanus Mulyadi, S.S., M. Sc., Duta Besar Regional TU Dresden Jerman untuk Indonesia dan Komite KAAD Indonesia.

Ketua Yayasan Landak Bersatu, Romo Robini dalam sambutan singkatnya menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas kedatangan kedua narasumber, serta agenda hari ini dilihat sebagai progress rencana yang baik sehingga terjalin kerjasama untuk membantu di dalam pengembangan institusi dan mahasiswa STKIP Pamane Talino.

Sejalan dengan hal itu, Ketua STKIP Pamane Talino Bpk. Albert berharap agar para peserta seminar baik dosen dan mahasiswa dapat terus memotivasi diri dan meningkatkan kompetensi dalam proses belajar tanpa henti, serta memiliki keyakinan akan dapat mencapai hasil-hasil positif bagi diri dan institusi. Tentu saja, semangat pantang menyerah harus menjadi dasar dalam proses belajar terhadap pengetahuan-pengetahuan yang terus berkembang pesat. Apalagi bila mereka mau mengambil peluang dalam tawaran berbagai program beasiswa dari luar negeri, termasuk yang diperkenalkan dalam seminar ini.

Setelah memperkenalkan diri, Dr. Daryna yang menguasai bahasa Rusia, Ukraina dan juga bahasa Inggris menyatakan sangat senang dapat hadir untuk pertama kalinya di Indonesia, khususnya di Kabupaten Landak ini. Beliau memaparkan mulai dari sejarah tentang Technische Universitat Dresden Jerman yang hingga kini telah berusia 190 tahun, dimana pada saat Perang Dunia II beberapa gedung Fakultas yang ada pernah hancur akibat peperangan namun dapat dibangun kembali.

Fakultas-fakultas yang ada di antaranya adalah fakultas teknik yang merupakan fokus utama universitas ini, fakultas pendidikan, Linguistik, Literatur dan studi budaya, biologi, bidang kesehatan, matematika, kimia, ilmu pengetahuan lainnya, dan juga astronomi. Sesuai data yang mereka miliki, satu ruang perkuliahan di universitasnya dapat menampung sekitar 1.200 orang. Jumlah mahasiswa yang mereka miliki hingga kini ada 33.000-an orang yang berasal dari 125 negara di dunia, serta memiliki jumlah pegawai sebanyak lebih kurang 8.000 orang. Universitas ini bekerjasama dengan banyak insitusi luar sehingga mempermudah para mahasiswanya dalam hal pengembangan studi dan riset dalam hal teknik, kemasyarakatan dan kesehatan manusia. Universitas ini juga memiliki perpustakaan  yang menyimpan banyak arsip dan dokumen manuskrip kuno dan bersejarah.

Mengenai sistem pendidikan di Jerman, Dr. Daryna menyampaikan bahwa seluruh penyelenggaraan pendidikan di negaranya adalah gratis bagi seluruh siswa, mulai dari usia Taman Kanak-kanak (3 tahun) hingga ke perguruan tinggi. Dan hal ini berlaku sama untuk semua pelajar yang berasal dari negara manapun, bukan hanya pelajar asal Jerman saja. Sehingga setiap orang memiliki kesempatan belajar yang sama. Pelajar juga dapat bekerja di waktu luangnya untuk mendapatkan penghasilan yng juga sangat layak di tempat-tempat tertentu. Pembiayaan pendidikan yang gratis tersebut berasal dari pajak pekerja di Negara Jerman. Semakin tinggi penghasilan seseorang bekerja, maka pajaknya juga tinggi. Namun bagi penghasilan rendah dengan kriteria tertentu tidak dikenakan pajak.

Lebih lanjut Dr. Daryna menyebutkan Jerman menerapkan wajib belajar 10 tahun, juga memiliki sekolah pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus, bahkan juga untuk anak-anak imigran. Bahkan yang  berkebutuhan khusus ringan, dapat belajar di sekolah regular dengan anak-anak lainnya, namun tentunya ditemani guru pendampingnya. Ini menunjukkan tujuan mulia pendidikan yakni agar mental anak-anak tersebut menjadi baik karena dapat bersekolah dan akrab bersosialisasi dengan anak-anak lain pada umumnya.

Acara seminar beralih ke Bapak Stephanus, yang merupakan Duta Besar Regional TU Dresden Jerman untuk Indonesia. Beliau yang aslinya merupakan putra daerah Kalimantan Barat, tepatnya kelahiran Sejiram, Kapuas Hulu. Menyelesaikan pendidikan tinggi selain dari Filsafat Teologi Universitas Sanata Dharma dan juga dari Technische Universitat Dresden Jerman. Memiliki pengalaman mengajar di Thailand pada bidang pedagogik untuk pendidikan kejuruan, dan bahkan menjadi narasumber dalam banyak kegiatan di Jerman. Dia juga mendapatkan beasiswa untuk belajar di Jerman pada saat itu, dan hingga kini masih aktif mengadakan riset bersama para ahli di Jerman, terutama penelitian etnologi tentang suku dan budaya Dayak. Untuk itu, beliau berpesan dan memotivasi para mahasiswa yang hadir untuk terus belajar giat sungguh-sungguh karena ada banyak peluang yang bisa diraih terutama untuk belajar di luar negeri. Mahasiswa diberikan banyak kiat-kiat untuk mendapatkan program beasiswa studi di Jerman, dan akan ikut membantu dalam mensukseskan kerjasama bagi perkembangan institusi ini.

Pada akhir sesi seminar, banyak harapan dan motivasi yang didapatkan dari kedua narasumber tersebut sehingga para peserta seminar merasa sangat senang dan termotivasi untuk dapat meraih prestasi dan peluang belajar di luar negeri, terutama di Technische Universitat Dresden Jerman.