Kegiatan PEKERU (penerimaan Keluarga Baru) Ikatan Mahasiswa Katolik STKIP Pamane talino yang dilaksanakan pada hari sabtu, 9 November 2019 dihadiri oleh 56 mahasiswa yang beragama Katolik. Kegiatan ini diawali dengan ice breaking yang ditangani oleh Seksi Acara kemudian dilanjutkan doa pembukaan yang dipimpin oleh Elisabet.
Materi pertama disampaikan oleh Bapak Bernadus Agus dan Ibu Lidwina Via. Mereka menyampaikan materi tentang apa itu Ikatan Mahasiswa Katolik (IMK), siapa itu IMK dan bagaimana kinerja IMK. IMK ada karena bisa melayani, memiliki rasa persaudaraan dan kerjasama dalam organisasi. Namun bukan hanya itu, IMK merupakan organisasi yang memiliki ijin resmi di dalam STKIP Pamane Talino. Santo pelindung IMK, St. Vinsensius a Paulo, merupakan orang kudus dan tokoh pembaharu Gereja Katolik Prancis. Anggota IMK diharapkan bisa menjadi mandiri dan mengurus organisasi dengan baik.
Ikatan Mahasiswa Katolik (IMK) St. Vinsensius a Paulo merupakan suatu ikatan atau satu kesatuan mahasiswa katolik. Katolik adalah suatu identitas, yang tidak hanya sebatas agama, kepercayaan, dan iman. Inti dalam IMK adalah suatu perhimpunan yang terdiri dari semua mahasiswa yang memiliki identitas katolik. Nilai-nilai yang ada di dalam IMK yaitu nilai kekatolikan: iman, harapan, dan kasih. Nilai itu juga berkaitan dengan dasar negara kita yaitu Pancasila, dan lambang burung garuda yang memiliki arti berbeda-beda tapi tetap satu. Nilai itu kemudian diamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. IMK dituntut pula untuk mengemban rasa memiliki yang harus dijaga dengan baik.
IMK St. Vinsensius a Paulo berada dibawah BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STKIP Pamane Talino. Bapak Bernadus Agus mengatakan bahwa ketua atau pemimpin IMK harus mempunyai rasa melayani dan rasa memiliki. Kerjasama dalam suatu tim baik dari ketua, wakil, seksi-seksi dan anggotanya harus terbangun dengan baik. Jika hal ini diterapkan dalam IMK, maka IMK tentu dapat berorganisasi dengan baik dalam masyarakat. Selanjutnya, Bpk. Agus mengatakan bahwa perubahan dimulai dari dalam diri kita sendiri baru bisa mengubah lingkungan sekitar. Kesalahan dalam berorganisasi merupakan hal yang wajar, karena disinilah mahasiswa belajar dan berproses. Selanjutnya, IMK diminta membuat visi, misi, logo, bendera kepengurusan, AD/ART dan surat perizinan yang diperbaharui. ADART.
Materi kedua disampaikan oleh Bapak Apollo, S. Pd, M. Si dan Sr. Erge, OP. Tema yang disampaikan adalah Pemuda-Pemudi Katolik cerdas dalam iman dan pengetahuan. Bapak Apollo menyampaikan bahwa pemuda memiliki batasan usia, karakteristik atau sifat yang biasa dikatakan masih mencari jati diri dan hidup dalam yang berbeda dan peran serta tujuan. Selanjutnya, IMK harus memiliki tujuan yang terencana, karena dengan begitu IMK dapat melakukan hal yang lebih baik. IMK milennial merupakan generasi sekali sentuh yang artinya bisa mengakses segala hal menggunakan smartphone dan lebih mementingkan smartphone. Generasi milenial memiliki 2 ciri yaitu ciri negatif dan positif. Ciri positif yaitu memiliki pemikiran kreatif dan inovatif serta terbuka. Ciri yang negatif ialah generasi yang lebih menyukai hal instan yang menjadikan mereka pemalas.
IMK yang cerdas dan berilmu adalah garam dan terang dunia. Tak hanya itu, IMK dapat pula menjadi online missionaris of God. Salah satu contoh nyatanya kita dapat membagikan ayat alkitab pada teman-teman kita. Orang cerdas selalu memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga menciptakan ide yang baik. Kita harus bisa bertindak seperti Allah, karena kita diciptakan secitra dengan Allah. Kita memuliakan Allah dengan segenap hati dan jiwa kita. Maka, saat kita ingin berhasil kita harus melibatkan Tuhan dalam kehidupan kita. Ilmu pengetahuan dan iman merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan karena Yesus berharap kita dapat menggunakan pengetahuan kita dengan baik dan untuk hal-hal yang baik pula.
Sr. Erge,OP menyampaikan bahwa menjadi cerdas dalam iman dan pengetahuan harus dimulai dari sekarang, jangan menunda-nunda lagi. Kita seharusnya memperhatikan orang-orang yang ada di sekitar kita. Pakailah anugerah yang diberikan Tuhan dengan baik dan semestinya. Berikanlah yang terbaik bagi Tuhan, Pemuda Katolik yang cerdas merupakan orang yang berani tampil dan menjadi pemandu bagi orang-orang di sekitarnya. Kita harus bisa mengintospeksi diri sendiri. Jangan hanya melihat hal yang baik atau buruk saja, tapi seimbangkanlah kedua-duanya. Menjadi manusia berarti kita harus terus belajar untuk menjadi murid-murid dan pewarta injilnya di dalam kehidupan kita sehari-hari. Syukuri segala hal yang telah Tuhan berikan pada kehidupan kita. Selain itu kita harus mencintai satu sama lain, saling mengampuni bagi semua orang. Oleh karena itu, kita harus selalu berdoa, karena tanpa berdoa kita pun tidak dapat mengampuni, walaupun sulit namun kita akan menjadi lebih hebat dan cerdas dengan mengampuni. Menjadi orang yang cerdas dan menjadi orang yang bebas memiliki suatu hubungan. Kebebasan merupakan hak yang kita miliki dan harus kita pertanggungjawabkan dan sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai, sehingga dengan demikian kita dapat menjadi orang yang cerdas.
Kegiatan selanjutnya diisi dengan kegiatan outbound yang dipimpin oleh Frater Avo dan dibantu oleh panitia. Kegiatan tersebut bertujuan untuk membentuk peserta Penerimaan Keluarga Baru agar lebih mandiri dan kompak dalam iman. Peserta sangat antusias dalam permainan Outbound. Kegiatan ini sangat berjalan lancar. Elisabet Nanda Ayu selaku ketua panitia mengatakan bahwa kegiatan ini akan terus dilaksanakan dan akan menjadi agenda tahunan IMK. Dengan terlaksananya semua kegiatan, acara penutup yang di akhiri dengan misa dipimpin oleh Pastor Sabinus Lohin, CP.