MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS STKIP PAMANE TALINO MENGADAKAN TELECONFERENCE DENGAN SALAH SATU DOSEN STKIP YANG MENGAJAR BAHASA INDONESIA DI HARVARD UNIVERSITY

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Pamane Talino mengadakan teleconference dengan salah satu dosen STKIP Pamane Talino yang sedang mengajar Bahasa Indonesia di Harvard University (13/11). Narasumber acara tersebut ialah Kunto Nurcahyoko, M.A., M.Pd. Beliau ialah salah satu dosen Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Pamane Talino yang saat ini sedang mendapat beasiswa Fulbright sebagai penutur asing di Harvard University. Teleconference ini diikuti oleh seluruh mahasiswa-mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris semester 1, 3 and 5.

Topik teleconference pada hari ini ialah cross cultural understanding. Acara ini bertujuan untuk mengenalkan para mahasiswa dengan kebudayaan Amerika Serikat. Acara tersebut dimulai dengan perkenalan profil dari Bapak Kunto. Bapak Kunto menceritakan bahwa saat ini di Amerika Serikat sedang terjadi dingin hingga mencapai 2 derajat Celsius dan salju. Waktu antara Indonesia dan Amerika terpaut 12 jam. Bapak Kunto menceritakan bahwa keberangkatannya merupakan kesempatan baginya untuk meningkatkan dirinya.

Bapak Kunto juga bercerita tentang cultural shock yang dialami oleh Bapak Kunto saat mengajar Bahasa Indonesia di Amerika Serikat. Dia berangkat dengan kekhawatirannya akan tempat baru yang punya nama besar di dunia pendidikan. Beliau bercerita bagaimana pengalaman hidup di Amerika Serikat. Bapak Kunto sangat menghargai kebersihan dari kota Harvard. Selain itu beliau terkesan dengan budaya belajar dan bekerja di Harvard University. Dia merasa sangat dihargai dan diberi kemudahan dalam mengakses pendidikan di Harvard. Namun, dia shock dengan budaya belajar yang ada di Harvard. Disana dosen membangun hubungan yang santai dengan mahasiswa, namun tugas yang diberikan sungguh menantang. Banyak materi diberikan setiap minggu. Mahasiswa juga sangat aktif dalam proses pembelajaran. Selanjutnya beliau menceritakan bahwa makanan di Amerika Serikat tentu sangat berbeda dengan makanan di Indonesia yang mengandung banyak bumbu dan pedas. Selain itu, masyarakat di Amerika Serikat juga memiliki karakterisitik yang individualistik.

Dalam sesi tanya jawab mahasiswa bertanya mengenai tempat favorite dan motifasi belajar dari Bapak Kunto. Selain itu mahasiswa juga bertanya apa hal yang sangat menyenangkan di Amerika Serikat. Bapak Kunto mengajak para dosen dan mahasiswa untuk membuka diri atau open-minded. Lalu, beliau mengajak untuk berani mencoba hal-hal yang baru. Tetaplah sibuk yang positif. Jangan berhenti belajar Bahasa Inggris. Bahasa Inggris membantu kita bersaing dengan orang di luar.