Pentingnya keterbukaan diskusi lintas agama dan lintas budaya sering kali menjadi perhatian STKIP Pamane Talino. Bertepatan dengan Hari Maulid Nabi, 9 November 2019, salah satu dosen STKIP Pamane Talino sekaligus Sekertaris Jendral STKIP Pamane Talino, Bapak Dominikus Trio Kurniawan, M.Fil., mendapat kesempatan untuk memberikan materi pada acara workshop di Kampus IAIN Pontianak. Menjadi pembicara di Kampus IAIN merupakan kesempatan bagi Bapak Trio untuk mengadakan dialog lintas agama. Serta menjadi simbol keterbukaan STKIP Pamane Talino dalam membangun dialog lintas agama dan lintas budaya.
Dalam workshop yang dihadiri oleh 50 peserta ini, Bapak Trio Kurniawan membuka materi dengan pertanyaan “sebutkan kapan dalam hidupmu kamu berhenti bertanya?”. Bagi Bapak Trio Kurniawan, hakikat manusia itu adalah mencari kebenaran. Semua orang akan mencapai kebenaran dengan jalannya masing-masing. Menurut Bapak Trio, kebenaran itu penting. Saat manusia berhenti bertanya, manusia itu mati. Ketika satu orang lebih mengetahui suatu informasi, lebih dari orang lain, maka orang tersebut menjadi pemimpin dari orang lain yang mengetahui hal yang lebih sedikit. Alat yang manusia gunakan untuk mencapai kebenaran ialah (1) indera (2) rasio dan (3) institusi. Selanjutnya menurut Trio ada kriteria tertentu agar sesuatu dikatakan benar, yaitu relativisme, korespondensi, pragmatis.
Selanjutnya, menurut beliau konflik terjadi ketika satu kebenaran menurut satu individu/kelompok beririsan dengan kebenaran menurut satu individu/kelompok lain. Beberapa filsuf menjelaskan alasan mengapa terjadi konflik. Heraklitos memandang bahwa pertentangan ialah suatu yang wajar. Perang adalah bapak segala-galanya. Menurut Heraklitos perang adalah suatu design untuk menciptakan suatu kemajuan. Segala sesuatu berubah, maka orang harus siap berkonflik.
Lalu, Thomas Hobbes menyampaikan bahwa homo homini lupus. Konflik ialah state of nature. Ketika semua orang berkonflik, orang yang lemah mengabungkan diri dengan orang yang kuat, yang dinamakan Leviathan. Ini lah yang terjadi dalam sistem negara. Karena warga negara menyerahkan setengah haknya. Tokoh filsuf lain, Lewis A Coster, berargumen bahwa konflik tidak selamanya buruk Ketika satu keadaan buruk, maka perlu konflik untuk mencapai suatu hal yang baik.
Di sesi akhir, Bapak Trio menyampaikan bahwa ada beberapa cara untuk mencapai kedamaian. Ia mengutip dari Jurgen Habermas. Menurut Jurgen Habermas pengetahuan yang sejati merupakan pengetahuan yang mengarah pada societas. Habermas mengatakan jalan mencapai kebenaran ialah diskursus consensus, yaitu duduk bersama/dialog untuk mencapai kesepakatan bersama. Hal itu yang kemudian digunakan untuk mencapai keadaan damai. Maka Bapak Trio mengajak semua hadirin untuk berhati-hati dalam menyebarkan berita di media social. Juga beliau mengajak mahasiswa dan dosen yang hadir untuk mengunjungi orang yang berbeda keyakinan.